PERIHAL MENCINTAI

Perihal mencintai, saya teringat suatu maqolah yang lupa entah ditulis oleh siapa tapi makna subtansinya sangat dalam.

Begini redaksinya :

إطمئن لا يذهب لغيرك ماكتب الله لك

"Tenangkanlah dirimu, sebab apa yang telah Allah pastikan menjadi milikmu tidak akan pernah pergi darimu."

Karena dari Allah sebuah perasaan itu tercipta murni, layaknya embun yang ada tanpa terlihat suatu perantaranya.

Banyak kisah pilu yang diceritakan oleh suffiyah terdahulu yang banyak memberikan kita pelajaran.

Jalaluddin rumi, Hasan basri, robiatul adawiyyah, laila majnun dan bahkan yang kekinian adalah zainuddin.

Ada aspek yang tidak tertera oleh mereka, seakan mereka ingin mengatakan bahwa cinta adalah pemberian tuhan yang secara totalitas diberikan kepada manusia.

Bukan mengatasnamakan takdir untuk kepentingan manusia ! Itu nafsu namanya.

Hingga pada akhirnya satu manusia yang mengatasnamakan takdir itu merusak seluruh angan, mimpi dan juga cita-cita banyak orang.

Agaknya tidak terlalu lebay juga bahwa banyak orang berilmu tidak lebih bisa memanusiakan manusia, hanya berbicara dan tidak bertindak sesuai keinginan nafsu sendiri namun di bungkus oleh background agama supaya lebih religius.

Hidup itu pilihan, bukan tekanan apalagi paksaan.

Perihal mencintai, dari awal aku datang untuk mencintaimu bukan untuk melawan takdir.

Tapi, tolong tatap mataku sebentar, letakkan tanganmu di dadaku, jika saja kamu bisa merasakan betapa bahagianya aku memilikimu. Kita akan berpelukan dan berjanji pada diri masing-masing, agar menjadi tuan putriku seutuhnya. 

Kita akan benar-benar menjalani babak baru dalam hidup kita, siapkah dirimu menjalani hidup bersamaku sehidup sesurga?

Bahkan jika seluruh dunia memusuhi kita?

Siapkah kamu mengahadapi sifat manjaku yang tak karuan ini?

AKU MENCINTAIMU DENGAN SEMPURNA


Comments

Popular Posts